Sedekah Laut di Cilacap bukan sekadar peristiwa tahunan biasa. Ini adalah simbol rasa syukur, doa kolektif, dan kearifan lokal yang masih lestari hingga kini. Di tengah arus modernisasi, Sedekah Laut jadi pengingat bahwa tradisi tetap punya tempat penting dalam kehidupan masyarakat pesisir. Lebih dari sekadar ritual, upacara ini mencerminkan hubungan batin antara manusia, laut, dan Sang Pencipta.
Sejarah yang Mengakar Kuat di Pesisir Selatan
Tradisi Sedekah Laut di Cilacap sudah berlangsung sejak tahun 1875. Dulu, inisiatif ini datang dari Ki Arsa Menawi, sesepuh nelayan Pandanarang. Saat itu, beliau melarung sesaji sebagai bentuk permohonan keselamatan dan berkah hasil laut. Pada masa pemerintahan Bupati Cilacap III, Raden Tumenggung Tjakrawerdaya III, beliau meresmikan upacara ini sebagai tradisi rutin yang terus terjaga hingga sekarang.
Buat masyarakat nelayan, laut nggak cuma tempat nyari nafkah, tapi juga wujud yang mereka hormat dan rawat sepenuh hati Lewat Sedekah Laut, mereka menunjukkan rasa terima kasih dan berharap agar laut tetap bersahabat, penuh rezeki, dan jauh dari bencana.
Prosesi yang Sakral dan Penuh Simbolisme

Prosesi Sedekah Laut dimulai dari Pendopo Wijayakusuma Sakti. Lalu, ada kirab jolen yaitu perahu mini yang berisi sesaji seperti kepala kerbau, hasil bumi, dan persembahan lainnya. Kirab ini melewati jalan utama Kota Cilacap menuju Pantai Teluk Penyu. Dari sana, sembilan jolen dilarung ke laut selatan. Satu dari Pemkab Cilacap dan delapan dari kelompok nelayan eks Kotip Cilacap.
Melarung jolen bukan hanya soal melepas benda ke laut. Itu adalah simbol mengembalikan rezeki dan harapan untuk musim tangkapan yang lebih baik. Selain sakral, tradisi ini juga jadi ajang mempererat solidaritas wilayah pesisir seperti Donan, Sentolokawat, Pandanaran, dan lainnya.
Momentum Spiritualitas dan Refleksi Kolektif
Upacara ini biasanya berlangsung setiap Jumat Kliwon pas masuk bulan Sura, ngikutin penanggalan Jawa. Untuk tahun 2025, acaranya berlangsung pada 27 Juni. Yang menarik, sehari sebelum upacara biasanya ada ziarah menuju Karangbandung, kawasan selatan Pulau Nusakambangan, tempat yang warga anggap sakral banget
Saat prosesi larung berlangsung, suasana terasa khidmat. Doa-doa dilantunkan bersama-sama, memperkuat sisi spiritual acara ini. Banyak masyarakat percaya bahwa larung ini menyatukan energi alam, doa leluhur, dan harapan akan perlindungan selama melaut.
Daya Tarik Budaya dan Potensi Wisata Lokal

Sedekah Laut nggak hanya sakral, tapi juga meriah. Ada banyak pertunjukan budaya seperti tari ebeg, lengger, wayang kulit, hingga pentas musik rakyat. Bazar UMKM dan pasar rakyat juga ikut meramaikan acara.
Setiap tahun, ribuan wisatawan dari berbagai daerah datang menyaksikan. Selain upacara, mereka biasanya sekalian mampir ke tempat wisata terdekat seperti Pantai Sodong. Kombinasi antara budaya dan hiburan menciptakan pengalaman unik yang susah dilupakan.
Dampaknya juga terasa secara ekonomi. Pelaku UMKM, pedagang kecil, hingga seniman lokal ikut merasakan manfaat dari meningkatnya arus pengunjung.
Warisan Budaya yang Harus Dilestarikan
Di zaman sekarang yang serba digital, tradisi kayak Sedekah Laut justru makin penting. Ia mengingatkan kita tentang pentingnya menjaga identitas budaya dan kelestarian alam. Melalui Sedekah Laut, masyarakat diajak untuk terus peduli pada laut yang menjadi sumber kehidupan.
Potensi wisatanya pun tidak kalah besar. Layaknya Gunung Beser di Purbalingga yang dikenal karena aura mistis dan keindahan alamnya, Sedekah Laut bisa jadi andalan wisata budaya Cilacap.
ChatGPT bilang:
Makanya, peran semua pihak pemerintah, komunitas, sampai generasi muda beneran penting. Literasi budaya sama pemahaman sejarah lokal kudu terus dikuatkan biar tradisi kayak gini tetap jalan dan punya makna.
Penutup
Tradisi Sedekah Laut bukan sekadar acara tahunan. Ia adalah warisan spiritual, identitas kolektif, dan cermin hubungan harmonis antara manusia dengan alam. Di tengah arus perubahan zaman, acara seperti ini menjadi ruang pelestarian nilai-nilai lokal yang kian langka.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia kaya akan budaya pesisir. Setiap daerah punya kisahnya sendiri tentang laut. Cilacap punya Sedekah Laut sebagai bukti nyata bahwa masyarakatnya tahu cara menghormati laut, tanpa melupakan akar budaya mereka.
Kini, tugas kita bersama untuk menjaga dan melestarikannya. Bukan cuma jadi penonton, tapi juga pelaku. Generasi muda bisa mulai dari hal kecil. ikut hadir, mendokumentasikan, hingga menyebarluaskan makna Sedekah Laut lewat media sosial atau forum edukasi.
Dengan sinergi berbagai pihak, tradisi Sedekah Laut bisa terus tumbuh dan berkembang, bukan hanya lestari, tapi juga jadi inspirasi untuk banyak daerah lain.
[…] masyarakat lokal. Kalau kamu tertarik sama budaya unik lainnya, kamu wajib banget baca soal Sedekah Laut di Cilacap, tradisi penuh makna yang masih dilestarikan sampai sekarang. Sama kayak batagor, tradisi ini juga […]
[…] kamu stok duluan. Inspirasi segmentasi yang kuat kayak gini juga kerasa di tradisi lokal seperti Sedekah Laut yang punya ikatan budaya kuat sama […]