
Politeknik Negeri Cilacap menghidupkan suasana literasi melalui acara bedah buku Laut Bercerita karya Leila S. Chudori. Kegiatan ini berlangsung Minggu, 28 September 2025 di Kantin GKB/GTIL PNC dan menghadirkan suasana diskusi hangat yang terbuka untuk mahasiswa, komunitas, dan masyarakat umum. Lewat acara ini, peserta tidak hanya membaca karya sastra, tetapi juga merenungkan nilai sejarah serta kemanusiaan yang relevan hingga hari ini.
Ruang Literasi di Politeknik Negeri Cilacap
Badan Perwakilan Mahasiswa Politeknik Negeri Cilacap bekerja sama dengan Klub Literasi Cilacap untuk menggelar acara ini. Mereka mengajak publik agar ikut serta, bukan hanya mahasiswa. Dengan semangat keterbukaan itu, kegiatan literasi terasa lebih hidup dan bermanfaat.
Kantin GKB/GTIL yang biasanya menjadi tempat santai mahasiswa berubah menjadi ruang diskusi penuh makna. Para peserta berdatangan dari berbagai kalangan, menciptakan suasana yang kaya perspektif.
Peserta Beragam dari Kampus dan Umum

Mahasiswa baru PNC, perwakilan UNAIC, serta peserta umum hadir dalam acara ini. Mahasiswa baru merasakan pengalaman intelektual sejak awal mereka masuk kampus. Sementara itu, perwakilan UNAIC menunjukkan bahwa semangat literasi bisa menjembatani antar kampus di Cilacap.
Peserta umum juga memberi warna berbeda. Mereka membawa pandangan yang lahir dari pengalaman pribadi, bukan hanya sudut pandang akademis. Perpaduan ini membuat diskusi berjalan hidup dan inklusif.
Membongkar Isi Novel Fiksi Sejarah
Moderator acara menjelaskan bahwa Laut Bercerita bukan membahas biota laut. Novel ini mengisahkan perjuangan aktivis mahasiswa di era 1990-an yang melawan represi politik. Kisahnya menampilkan semangat perlawanan, pengorbanan, serta solidaritas.
Peserta mendalami alur cerita dan tokoh-tokoh utama. Mereka menemukan bagaimana penulis menghidupkan sejarah melalui kisah fiksi yang manusiawi. Banyak yang merasa tersentuh karena pesan keberanian dan solidaritas tetap relevan di masa sekarang.
Dengan pendekatan ini, peserta bisa memahami bahwa sastra mampu menjadi jendela untuk belajar sejarah sekaligus menumbuhkan empati.
Antusiasme dalam Diskusi dan Tanya Jawab

Diskusi berjalan aktif sejak awal. Peserta tidak hanya mendengarkan, mereka juga berkomentar dan mengajukan pertanyaan. Begitu sesi tanya jawab dimulai, banyak tangan terangkat. Pertanyaan muncul seputar teknik penulisan, makna tokoh, hingga relevansi novel dengan kondisi saat ini.
Pemantik diskusi memberikan jawaban yang memancing pemikiran baru. Peserta saling menanggapi dan menghubungkan isi novel dengan kehidupan sehari-hari. Dari sini terlihat bahwa sastra bisa menghidupkan dialog lintas generasi.
Refleksi Kemanusiaan dan Kebersamaan
Peserta tidak hanya membahas isi novel, mereka juga merefleksikan nilai kemanusiaan di dalamnya. Banyak yang terinspirasi oleh pesan moral tentang keberanian menghadapi ketidakadilan dan pentingnya solidaritas.
Setelah sesi tanya jawab, panitia mengajak semua peserta berfoto bersama. Momen itu menciptakan suasana hangat sekaligus menegaskan bahwa literasi bisa menjadi jembatan kebersamaan.
Makna Literasi untuk Generasi Muda
Mahasiswa baru mendapatkan pengalaman berharga dari kegiatan ini. Mereka belajar bahwa literasi bukan sekadar membaca, tetapi juga memahami isi dan berani mengutarakan pendapat. Kehadiran peserta dari UNAIC dan masyarakat umum memperlihatkan bahwa literasi mampu menyatukan banyak orang dari latar belakang berbeda.
Novel Laut Bercerita menunjukkan bahwa sastra tetap relevan di tengah perubahan zaman. Meski bercerita tentang peristiwa puluhan tahun lalu, nilai keberanian, solidaritas, dan perjuangan selalu terasa penting. Hal ini menjadikan kegiatan bedah buku lebih bermakna bagi generasi sekarang.
Kesimpulan
Acara bedah buku Laut Bercerita di Politeknik Negeri Cilacap membuktikan bahwa literasi bisa membuka ruang dialog dan refleksi. Peserta tidak hanya menikmati karya sastra, mereka juga memetik pesan sejarah dan kemanusiaan.
Diskusi yang aktif, pandangan dari berbagai latar belakang, serta kebersamaan yang tercipta membuat kegiatan ini berkesan. Banyak peserta merasa mendapat pelajaran baru tentang arti perjuangan dan solidaritas.
Dengan semangat yang sudah terbangun, kampus bersama komunitas literasi bisa terus mengadakan acara serupa. Dari sini, budaya membaca dan berdiskusi akan semakin tumbuh, membawa manfaat bagi mahasiswa maupun masyarakat luas.